Rabu, 11 Maret 2009

Siapa Nama mu?

Anak ber mata bulat itu hanya melotot memandang orang orang yang dengan ramah menanyai namanya.
“ Hai anak manis, siapa nama mu ?” seorang ibu bertanya dengan gemas sambil mencubit pipi nya
“ Gak tahu” anak itu menggelengkan kepala dan yang tampak hanya pipinya yang bergelambir bergerak gerak.
“ Sayang, masak kamu gak punya nama?” ibu itu bertanya lagi sambil merapikan rok panjang anak itu yang terlihat kusut.
“ Gak ada “ sekali lagi anak itu menggelengkan kepala sambil menengadahkan wajah nya yang bulat ke ibu itu.
Ibu itu semakin gemas melihat anak polos itu yang tidak tahu siapa namanya.
Sesaat kemudian, beberapa anak kecil lari mendekat ke arah anak ber mata bulat itu berdiri, rupanya mereka adalah teman bermain anak itu.
“ Ayo main “ ajak salah satu dari mereka
“ Eh..tunggu dulu, nama kalian siapa ?” ibu tadi bertanya kepada teman teman anak bermata bulat itu
“ Aku Ira…ini Sisil…ini Ani…dan yang ini..aku gak tahu namanya “ jawab yang bernama Ira tadi sambil terakhir menunjuk ke arah anak bermata bulat itu.
“ Jadi kalian tidak tahu siapa nama teman mu ini?” Ibu itu menunjuk ke arah anak bermata bulat .
“ Gak tahu..” jawab Ira, Sisil dan Ani serempak
“Nak, masak kamu gak tahu siapa namamu?” tanya ibu itu lagi penasaran
Anak bermata bulat, ber pipi gelambir menggemaskan dan berperut buncit itu menggelengkan kembali kepalanya, kemudian ia berlari mengikuti ke tiga orang temannya.
Ibu itu hanya tersenyum melihat anak anak itu bermain, ia tak habis pikir bagaimana anak itu tidak tahu siapa nama nya . Padahal, biasanya seorang anak akan dengan bangga menyebutkan namanya bila ditanya. Apalagi bila namanya sama dengan sosok orang terkenal. Tapi ternyata tidak untuk anak ini. Entah memang dilarang orang tuanya untuk memberi tahu namanya kepada orang asing, atau memang tidak diberitahu siapa namanya sejak kecil…. ( elizatri )

Kamis, 05 Maret 2009

Indah, Gelap dan Terang

Nama nya Indah, tetapi tidak sepadan dengan hidup nya yang kelam. Hari ini ia tertegun melihat klinik gelap yang biasa membantu nya mengatasi masalah sudah ditutup.
Tidak tahu lagi kemana ia harus mencari pertolongan akan perbuatannya.
Ia sadar penuh dengan “ kegelapan “ yang sudah dilakukan nya selama ini. Tetapi, apa lagi yang bisa diperbuatnya untuk mencari sesuap nasi dan membiayai orang tua dan adik adik nya?
Berbagai cara sudah dilakukan nya untuk meng “ enyah “ kan mahluk hidup yang tumbuh di tubuhnya. Ia membayangkan hidup tanpa uang jika ia berani membiarkan mahluk hidup itu terus berkembang. Ia merasakan ketakutan atas sesuatu yang belum terjadi.
Sepanjang jalan dari klinik gelap yang sangat membantunya selama ini, ia melihat seorang ibu menggandeng dua orang anak nya. Hati nya miris, membayangkan seharusnya ia sudah seperti itu bila ia tidak pernah meminta pertolongan klinik gelap ini.
Hatinya menjerit, ia merasa selama ini tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih gelap atau terang. Karena, jalan yang tampak di matanya selama ini hanya pilihan untuk “ kegelapan “ . ( elizatri )

Minggu, 01 Maret 2009

Yang Terbaik

Seorang anak bermain main dengan macaroni snack yang diberikan oleh ibu nya. Anak itu terlihat tidak terlalu ber selera dengan jajanan ringan tersebut. Ia hanya memain mainkan snack tersebut tanpa ada satupun yang dimakannya.
Sang ibu terlalu lelah memperhatikan apa yang dilakukan oleh anak nya. Ibu itu hanya duduk diam memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh anak kesayangannya.
Setelah bosan mengacak acak macaroni snack yang sudah penuh dengan kotoran dari tangan nya, anak tersebut mulai mengeluarkan macaroni tersebut dari kantong nya dan mulai mencoba menggigit satu dua buah.
Satu buah macaroni sudah berhasil masuk ke dalam mulutnya dan dikunyah sampai habis. Ia tidak begitu menikmati rasa, tetapi yang dia nikmati adalah kepuasan bermain dengan makanan yang ada ditangannya.
Satu jam berlalu, tiba giliran macaroni snack yang terakhir untuk dimasukkan ke mulut, tetapi ternyata makanan tersebut terlepas dari tangan nya. Makanan tersebut terjatuh ke lantai yang penuh dengan kotoran alas kaki orang orang yang lewat. Sang anak melihat makanan nya terjatuh dan ia mulai beranjak dari kursi yang didudukinya, berusaha mengambil kembali untuk dimasukkan ke mulut.
Ibunya, tiba tiba beranjak juga dan mengambil makanan tersebut hendak dibuang ke tong sampah. Anak itu tidak terima mainan nya dibuang, akhirnya ia merengek rengek meminta mainan nya kembali.
Ibunya yang sudah terlalu lelah dan kebetulan tidak dapat menemukan tong sampah, akhirnya menyerahkan kembali makanan yang sudah terjatuh itu kepada anaknya. Serta merta, anak itu berteriak kegirangan mainan nya telah kembali dan cepat cepat dimasukkan ke dalam mulutnya.
Ibunya hanya melihat dengan menghela napas kelelahan, tampaknya ia sudah memberikan yang terbaik untuk anak kesayangannya. Ia sudah lelah memikirkan apakah keputusannya memberikan makanan yang sudah terkontaminasi itu baik atau tidak, karena yang ada dalam pikirannya sekarang hanyalah membuat anak nya senang adalah cara terbaik menyayanginya. ( elizatri )