Jumat, 31 Oktober 2008

Bayi dibuang

Kalau kita melihat televisi, banyak berita tentang bayi dibuang, banyak yang menyebabkan bayi mungil yang tidak berdosa itu dibuang, antara lain :
1. aib kelurga, akibat hubungan yang terjadi sebelum menikah dan malu untuk mengakuinya
2. ekonomi, karena sudah terlalu banyak anak atau karena merasa tidak akan mampu membiayai kehidupan bayi tersebut.
Kita sebagai yang menonton tidak boleh langsung menyumpahi perbuatan itu sebelum
kita memposisikan diri sebagai orang yang melakukan pembuangan bayi tersebut.
Sebaiknya kita memposisikan diri dulu sebagai mereka dan setelah kita merasa yakin tidak akan melakukan hal tersebut jika dihadapkan pada posisi yang sama, barulah kita boleh berpendapat, tapi kalau bisa sih jangan disumpahi tapi di doakan saja semoga mereka sadar atas dosa yang telah mereka perbuat.

Kamis, 30 Oktober 2008

Pindah pindah pengobatan

Pindah pindah pengobatan dalam waktu yang singkat hanya akan memperburuk keadaan. Memang ada yang pernah berhasil dengan cara seperti ini karena secara tidak sengaja bertemu dengan dokter atau pengobat alternatif yang dirasa cocok kemudian langsung hamil.
Tapi sebenarnya kejadian seperti itu belum tentu juga terjadi pada kita, karena kita tidak pernah tahu kapan akan diberi kehamilan.
Jadi daripada kita cemas dan terus berpindah pindah dokter dalam waktu yang singkat karena tidak berhasil dalam waktu 2 -3 bulan pengobatan, lebih baik kita bersabar dan terus berdoa.

Rabu, 29 Oktober 2008

Jangan pernah ditanyakan

Beberapa bulan lalu saat saya sedang menunggu antrian di dokter spesialis kandungan untuk kontrol rutin, saya bertemu dengan seorang ibu yang baru saja mengalami keguguran anak ke empat. Di situ ia bercerita, dulu sewaktu menunggu kehamilan pertamanya dia harus menunggu lama sekitar 5 tahun, tapi setelah anak pertamanya lahir, anak kedua dan ketiga hadir begitu saja tanpa ia minta dan rencanakan, sampai akhirnya ia mengalami keguguran saat hamil anak ke empatnya ini.
Pesan yang ia tinggalkan saat itu untuk saya, bahwa saya harus bersabar dan berserah dan yang paling penting menurut dia adalah bantuan dari seluruh keluarga dan saudara untuk tidak pernah menanyakan kapan ia akan hamil.
Benarkah? setelah saya pikir yang dia sampaikan ada benarnya juga, dengan orang orang terus menanyakan kita akan menjadi semakin cemas dan akan membuat kita tidak bisa berserah.

Senin, 27 Oktober 2008

Godaan untuk mengeluh

kemarin saya dan suami menghadiri resepsi pernikahan kerabat. kemarin hanya acara resepsi karena akad sudah dilangsungkan bulan agustus kemarin. bahagia sekali bisa bertemu dengan kerabat kerabat lainnya. rata rata semua menanyakan "kapan nih?" sambil memegang perut saya. saya hanya tersenyum dan menjawab dengan jawaban klasik "belum nih" sebenarnya saya sudah terbiasa dengan pertanyaan dan jawaban itu tetapi setiap tanya jawab itu berlangsung selalu saya akhiri dengan keragu raguan kembali " Iya ya, kapan ya ?" kok saya belum hamil juga?"GODAAN UNTUK MENGELUH selalu ada, saya sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari godaan itu. apalagi saat itu saya juga mendapat kabar kalau kerabat saya yang sedang bersanding sedang berbahagia karena ia tanpa meminta sudah diberi kehamilan itu.
suami saya yang sangat bijaksana selalu bisa menguatkan saya dengan kalimat " ma, rejeki setiap orang kan berbeda, kita gak boleh membandingkan ya"

Kamis, 23 Oktober 2008

mendamba anak

Anak merupakan anugerah Tuhan yang harus kita rawat, jaga, dan kita cukupi kebutuhannnya sampai ia dapat mandiri. Banyak pasangan yang setelah sekian tahun menikah belum juga dikaruniai anak. Bermacam macam pula penyebab yang membuat mereka belum mendapat anugerah dari Tuhan. Sebagai manusia biasa kita tidak bisa terus menerus menanyakan kenapa "hadiah" itu belum juga diberikan untuk kita. Kita harus bisa bersyukur setiap kali kita ingin bertanya " kenapa Tuhan?"
Banyak yang bisa kita syukuri dalam kehidupan ini, dari mulai kita bangun dalam keadaan sehat pada pagi hari hingga kita dapat beristirahat dengan tenang malam hari sudah merupakan ungkapan syukur bila kita berterimakasih padaNYa.
Saya dan suami selalu berusaha mengucap syukur saat kami ingin bertanya "kenapa"