Minggu, 30 November 2008

Kehendak seorang Anak

Bukanlah kehendak seorang anak untuk dilahirkan ke dunia ini. Bukanlah salah seorang anak sampai ia harus lahir ke dunia ini. Dan bukanlah salah mereka juga bila orang tua harus menguras energi untuk merawat dan membanting tulang untuk mencukupi kebutuhannya.
Dari kecil hingga akhirnya mereka bisa mandiri adalah kewajiban setiap orang tua untuk merawat, mendidik, menyekolahkan dan mencukupi segala kebutuhan dasarnya.
Dan pada akhirnya, saat mereka bisa mandiri dan dapat mencukupi segala kebutuhannya sendiri, orang tua tetap berkewajiban menasihati bila anak tersebut melenceng dari norma norma yang seharusnya dan mendoakan untuk kesejahteraan kelangsungan hidup mereka sampai mereka sendiri menjadi orang tua yang akan mempunyai kewajiban yang sama terhadap anak mereka masing masing.

Kamis, 27 November 2008

Anak dan Harapan


Setiap anak mempunyai harapan akan menjadi apa ia kelak, meskipun tidak bisa diungkapkan dengan kata kata karena masih terlau kecil. Untuk mewujudkan harapan di masa depannya,ia gantungkan proses perwujudan tersebut kepada orang tua yang melahirkannya. Seperti anak ini,Ia gak pernah menyangka kalau kelak menjadi seorang sarjana tehnik yang bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya seandainya orangtuanya tidak membesarkannya dengan kasih sayang, perlakuan mendidik, mencukupi kesejahteraannya semasa proses belajar dan ajaran sopan santun, mungkin ia tidak akan pernah menjadi seorang sarjana tehnik yang berhasil.

Selasa, 25 November 2008

Seorang Anak Pemimpin

Seorang anak yang kelak menjadi pemimpin berkualitas tidak harus berasal dari keluarga seorang pemimpin juga. Anak yang berasal dari keluarga yang biasa saja tetapi di dalam keseharian keluarga tersebut selalu memberikan dan mencontohkan kepemimpinan berkualitas akan melahirkan seorang anak yang berkualitas juga.
Kualitas tidak hanya di ukur dari materi tetapi bisa dari tutur kata yang sopan, hati nurani, kasih sayang kepada sesama, penghormatan kepada yang lebih tua, menghargai yang lebih muda dan sebagainya.

"Tugas terdekat kita adalah membangun sebuah keluarga yang baik, sejahtera, dan berbahagia, karena keluarga adalah tempat terbaik pengembangan semua kualitas kepemimpinan - Mario Teguh dalam mobile phone 7266"

Senin, 24 November 2008

Anakku Sayang, Anakku Malang? (bag2)

Pemprof DKI berencana memajukan jam masuk sekolah anak-anak, yang semula jam 7.00 WIB menjadi jam 6.30 WIB. Dengan alasan mengurangi kemacetan dipagi hari.
Membaca berita itu, sungguh kaget dan kasihan sekali terhadap anak-anak usia sekolah saat ini. Bagaimana tidak, banyak sekali anak yang tinggal di daerah pinggiran Jakarta, seperti Bekasi dan Tangerang yang memilih untuk bersekolah di pusat kota Jakarta. Seperti dulu saya 20 tahun yang lalu. Saya tinggal di pinggiran kota Jakarta yaitu Bekasi; saya bersekolah di daerah Jakarta Timur. Dahulu saja saya harus berangkat pukul 5.30 WIB agar tidak terlambat sampai di sekolah yang bel masuknya adalah pukul 7.05 WIB.
Dan saya ingat betapa saya sering terkantuk-kantuk di perjalanan dan juga di sekolah. Bahkan kalau saya tidak salah ingat, setiap sebulan sekali saya pasti menambah libur weekend saya dengan alasan sakit :D
Nah sekarang, jam sekolah akan dimajukan menjadi jam 6.30 WIB??? Bagaimana nasib anak-anak pinggiran yang bersekolah di Jakarta? Jam berapa mereka harus berangkat ke sekolah??
Kalau dikatakan bahwa memajukan jam sekolah adalah melanggar hak asasi anak, saya setuju sekali!!! Kasihan anak-anak, hanya karena kemacetan mereka yang dikorbankan.

Kamis, 20 November 2008

Who’s the nanny?

Sebuah mobil kijang inova berhenti di depan lobby mall di daerah Tangerang.

Dari pintu depan turun seorang ibu muda cantik dan modis. Lalu dia bukakan pintu belakang. Aku melihat sorang bayi kecil mungil dan lucu sedang tertidur pulas di gendongan seorang pengasuh. Bayi itu merasa sangat nyaman dalam gedongan si pengasuh. Begitu nyenyak dan damai.

Dalam hatiku berpikir, andai bayi itu adalah bayiku, aku lebih senang apabila sang bayi tertidur pulas dalam dekapanku. Sempat terbingung- bingung aku memandang keadaan itu.

Yang lebih mengherankan, saat si ibu turun dari kendaraan, aku pikir si ibu akan menggantikan menggendong bayinya dan membiarkan si pengasuh yang membawa perlengkapan si bayi. Tetapi justru hal ini mencengangkan. Karena si ibu lebih rela membawa perlengkapan bayinya dari pada mendekap bayinya sendiri. Melihat pemandangan itu terlintas olehku sebuah pertanyaan besar, WHO’S THE NANNY??

Tak heran rasanya, kalau kita sering mendengar bahwa seorang anak lebih dekat dan lebih manja kepada pengasuhnya dibandingkan kepada orang tuanya. Mengapa???

Aku bukan anti nanny, dan sah-sah saja bila seorang ibu membutuhkan orang lain untuk membantu dia dalam mengurus dan merawat bayi dan anak-anaknya. Yang aku tidak mengerti adalah, bila seseorang begitu mendambakan seorang anak, begitu menginginkan memiliki seorang anak, mengapa untuk mengendong, mendekap, memberi susu, menidurkan harus diserahkan kepada orang lain??

Bayi mungil, lucu dan cantik yang hanya bisa mengetahui sang ibu dari bau harum tubuhnya, dari hangat dekapannya, mengapa harus selalu didekap oleh orang lain yang bukan ibunya? Bahkan bukan pula kerabatnya.

Anak Pancingan

Ada sebuah kisah nyata, ( saya dengar dari mulut ke mulut, ini hanya intinya saja, semoga bermanfaat )sepasang suami istri yang mendamba anak beberapa tahun akhirnya mengambil anak saudara mereka sebagai "anak pancingan." Saudara mereka ini termasuk keluarga besar tetapi tidak mampu membiayai seluruh kehidupan keluarga sehingga rela menyerahkan anaknya untuk di ambil oleh sepasang suami istri ini.
Tidak beberapa lama kemudian, sang istri hamil, betapa bahagianya mereka apalagi setelah anak mereka lahir. "Sang anak pancingan" yang masih batita melihat perubahan kasih sayang kedua orang tua angkatnya dan sebagai anak kecil yang tidak tahu apa apa menjadi cemburu dan bertingkah laku nakal untuk mencari perhatian.
Kesabaran ke dua orang tua angkat ini diuji, saat mereka sedang berkonsentrasi penuh pada sang bayi dambaan mereka harus sabar meladeni tingkah laku "anak pancingan." Hingga pada akhirnya kesabaran mereka habis dan mengembalikan sang "anak pancingan" kepada orang tua kandungnya (saudara mereka).
Tetapi kisah belum berakhir sampai di situ, selang beberapa bulan setelah mereka mengembalikan "anak pancingan" , bayi dambaan mereka terkena panas tinggi dan akhirnya meninggal...Hati sepasang suami istri ini luluh lantak...mereka kembali dari nol sebagai sepasang suami istri yang mendamba anak.

Oh My God, It Is So Difficult To Have Kids...

This is not a story about how hard to get pregnant and try to have a baby.

This is about how hard it is raising kids.

I am a mother of 3. The oldest is 8 years old. He is in 3rd grade now. This afternoon I was really mad at him because he was being lazy. He did not want to do math exercise I made for him to prepare his examination next week.

I don’t know what my feeling is right now. Am I sorry for angry with him or….I don’t know! I am not sorry but it seems not right.

I think it’s kind of habit that I am angry.

I don’t like this.

When I was just being a mother I had promised to myself that I wanted to be a good, caring and loving mother.

I love my kids. But I could not help myself not to get angry to them.

I forgot when it started, maybe about 2 years ago that I could get angry so easily. I thought because I was too stressed for only being at home, not having a job and only doing house stuffs.

So, when situation has changed and I still have that bad habit, I thought that is something wrong with me. I don’t want to be an angry person, be an angry mommy.

I want to be a caring and loving mommy.

That’s why I promise to myself that I will not get angry so easily especially get angry so easily to my kids. And it works, I did not get angry so easily to the kids since then.

But this afternoon, I, once again, could help myself for not being angry.

I made an exercise for my kid to prepare his examination next week. Because I had a bad experience for letting him being lazy and study hard only a night before the examination. I knew I was really bad on teaching him that night, full of yelling and screaming and a bit hitting (so sad to remind that). And of course, as we can predict the result was not as we were expected.

I don’t want to repeat that night experience; it was a nightmare not only for my kid but also for me. That’s why I wanted to teach him little by little, slowly by slowly, so that I have more patient to teach him.

I almost did it, not getting angry so easily; I was calm, very sympathetic asking him to do the exercise. I think I really did it. I could keep my promise not to get angry to my kid.

But oh…God….seeing him having many excuses for not doing that exercise….whining about how many pages I gave him (it was only 2)….made me….I could not help for not angry!!! (Am I to over react?? Do I need help???)

I was screaming…..and yelling…..and screaming……and yelling again….I was so sad that I could not keep calm….It hurts inside that I needed to angry to my son.

I don’t know what feeling is this….regret for yelling and screaming to him?? so sad for the result that I failed keeping my promise to be a good, caring and loving mother??

I feel so empty now…

I feel like I am a worse ever mother in this planet….I am so sad to know that and I can only say is that OH GOD, IT IS SO DIFFICULT TO HAVE KIDS!!!.

Senin, 17 November 2008

anakku sayang, anakku malang?



seorang anak diberdirikan oleh orang tuanya di atas motor yang berjalan untuk membahagiakan sang anak agar bisa melihat pemandangan di jalan raya.
tapi, di depan jalan banyak ranting ranting pohon dan kabel yang menjulur ke bawah, yang bisa saja menjerat bagian badan sang anak...oh....anakku sayang atau anakku malang?

Kamis, 13 November 2008

Anak kembar

Apa yang anda rasakan saat mendapat anak kembar pada kelahiran yang pertama?
Wow..pasti senang sekali, tidak dapat dibayangkan betapa bahagianya perasaan pada saat melahirkan dua bayi kembar sekaligus.
Tapi, banyak juga yang akhirnya mengeluh dengan anak kembar mereka. Selain biaya jadi double, juga tenaga harus double. Hmm..memang serba salah ya, semua gak ada yang sempurna.
Saya punya kerabat yang pada kehamilan pertamanya langsung kembar sekaligus, setelah 7 tahun ini dia mengurus si kembar, dia gak ada rencana mau punya anak lagi karena lagi giat giatnya nabung buat keperluan masa depan si kembar. Tapi...gak kapok kan?

Senin, 03 November 2008

Keadilan dari Tuhan

Pagi ini saya diberi kabar orang tua saya bahwa ada tetangganya yang sedang berduka cita. Menurut ayah, tetangga ini tergolong keluarga yang tidak mampu karena sering sekali meminjam uang ke ayah saya untuk berbagai macam alasan mulai dari biaya sewa rumah, sekolah anak (bahkan anaknya pernah sampai tidak bersekolah), biaya hidup dan sebagainya.
Saya bertanya "siapa yang meninggal?" jawab ayah saya " anak yang tertua yang berusia sekitar 10 tahun, karena panas tinggi"
Saya kaget karena kira kira setahun yang lalu anak terakhirnya (mereka hanya punya 2 anak) juga meninggal karena perkelahian dengan temannya.
Spontan saya bertanya ke ayah saya "Jadi mereka gak punya anak sama sekali sekarang?"
Jawab Ayah saya "Sepertinya ini bentuk keadilan dari Tuhan buat mereka yang sudah dipercayakan tapi tidak bisa melaksanakannya, mungkin Tuhan berpendapat lebih baik kedua anak ini diambil kembali supaya tidak lama tersiksa "

Minggu, 02 November 2008

Adopsi

Dulu saya pernah berbincang bincang dengan seorang teman, ia memang seorang sosok wanita karier sejati. Teman saya tersebut juga mengalami hal yang sama dengan saya karena setelah 3 tahun belum juga dikaruniai anak.
Dari perbincangan tersebut, ia mengungkapkan bahwa persoalan belum mendapat nya keturunan sampai saat ini bukan hal rumit yang perlu dia pikirkan.
Dia dan suami sudah bersepakat bila dalam 2 tahun lagi belum juga dikaruniai anak, mereka akan adopsi anak, maka persoalan akan "beres".
Yang menjadi pertanyaan saya, benarkah akan se "beres" itu setelah mengadopsi anak? Bagaimana bila kita ternyata lebih mencintai pekerjaan kita berhubung anak tersebut hanya adopsi ? Bukankah anak adopsi juga titipan Tuhan yang harus dijaga, dirawat dan diberi kasih sayang?