Seorang bapak, kebingungan mencari biaya untuk menghidupi ke 6 anaknya. Penghasilannya cuma 600 ribu sebulan. Jangan kan buat kasih makan yang bergizi, buat sekolah anak anak nya saja udah ngutang. Apalagi kalau ditambah anak nya sakit. Terpaksa deh di kasih obat seadanya dengan harapan mudah mudah an sembuh.
Akhirnya, anak anak nya gak jelas sekolahnya, gak jelas kesehatannya, dan gak jelas kehidupannya. Sayang sekali, padahal 6 orang anak, bisa jadi 6 kepala yang otak dan pemikirannya bisa buat membantu mensejahterakan keluarganya sendiri dan mensejahterakan orang lain ( kalaupun ada yang berhasil mencetak anak anak pandai dengan perbandingan penghasilan dan pengeluaran seperti itu, tentu mereka termasuk orang tua yang pandai juga mengatur pengeluaran ).
Bapak itu pernah meminta bantuan pemerintah buat memberikan keringanan pendidikan dan kesehatan keluarganya. Pemerintah sudah memberikan tanggapan positif dengan program program nya untuk kesejahteraan pendidikan dan kesehatan orang tidak mampu (meskipun belum sempurna benar). Termasuk juga memberikan pendidikan kesehatan tentang Keluarga Berencana ( KB ).
Dan, salah siapa jika jaman sekarang ada yang tidak ber KB ? salah siapa jika harus menanggung beban sampai 6 kepala yang harus dihidupi? Tentu sudah bukan salah pemerintah lagi. Kalaupun tidak setuju dengan alat alat KB seperti pil, iud, suntik, masih ada pilihan sistem kalender. Kalaupun pakai sistem kalendar kebobolan, ya jangan sering sering. Ini semua tentu tidak berlaku buat mereka yang memang senang punya anak banyak dan penganut slogan banyak anak banyak rejeki, tapi yang jelas mereka tetap harus bertanggung jawab anak anak mereka akan menjadi orang orang yang berkualitas kelak.
Akhirnya, anak anak nya gak jelas sekolahnya, gak jelas kesehatannya, dan gak jelas kehidupannya. Sayang sekali, padahal 6 orang anak, bisa jadi 6 kepala yang otak dan pemikirannya bisa buat membantu mensejahterakan keluarganya sendiri dan mensejahterakan orang lain ( kalaupun ada yang berhasil mencetak anak anak pandai dengan perbandingan penghasilan dan pengeluaran seperti itu, tentu mereka termasuk orang tua yang pandai juga mengatur pengeluaran ).
Bapak itu pernah meminta bantuan pemerintah buat memberikan keringanan pendidikan dan kesehatan keluarganya. Pemerintah sudah memberikan tanggapan positif dengan program program nya untuk kesejahteraan pendidikan dan kesehatan orang tidak mampu (meskipun belum sempurna benar). Termasuk juga memberikan pendidikan kesehatan tentang Keluarga Berencana ( KB ).
Dan, salah siapa jika jaman sekarang ada yang tidak ber KB ? salah siapa jika harus menanggung beban sampai 6 kepala yang harus dihidupi? Tentu sudah bukan salah pemerintah lagi. Kalaupun tidak setuju dengan alat alat KB seperti pil, iud, suntik, masih ada pilihan sistem kalender. Kalaupun pakai sistem kalendar kebobolan, ya jangan sering sering. Ini semua tentu tidak berlaku buat mereka yang memang senang punya anak banyak dan penganut slogan banyak anak banyak rejeki, tapi yang jelas mereka tetap harus bertanggung jawab anak anak mereka akan menjadi orang orang yang berkualitas kelak.