Kamis, 12 Februari 2009

Sepuluh Tahun Lagi ( Catatan Kecil Ibu Irma )

Hari itu saya melihat tetangga di depan rumah saya kedatangan tamu. Mereka berdua kedatangan seorang ibu tua menggendong anak berusia dua tahun an. Kelihatannya ibu itu adalah kerabat mereka yang baru datang dari luar kota.
Anak itu tampak lekat sekali dengan ibu tua tadi. Tampaknya sudah bagaikan perangko yang tidak mau lepas. Tetangga saya yang merupakan pasangan muda berusia dua puluhan tampak hanya menikmati kelekatan ibu tadi dengan anak yang digendongnya, mereka berusaha mengambil alih gendongan tersebut tapi anak itu hanya diam melotot.
Saya berpikir, tetangga saya adalah om dan tante dari anak itu.
Yah hal yang biasa memang, seorang anak kecil belum mau digendong oleh orang yang baru dikenalnya.
Ibu tua tadi menginap seminggu lebih di rumah tetangga saya. Selama satu minggu itu, saya melihat anak itu benar benar tidak mau lepas dari gendongan ibu tua tadi. Tetangga saya yang merupakan om dan tante anak itu juga tampak tidak pernah bermain dan mengajak bermain anak itu. Tampaknya anak itu sudah benar benar lengket dengan ibu tua tadi dan tidak bisa terpisahkan lagi.
Sampai pada hari ini, saat saya sedang berbelanja sayur di depan rumah, saya berkesempatan berbincang dengan ibu tua itu.
“Ibu..itu cucunya ya?”
“Iya mbak…ini cucu saya” jawab ibu tua tadi
“Bapak ibu nya gak ikut?” tanya saya
“Lho , bapak ibu nya kan Mas Hadi, anak saya, tetangga nya mbak, yang punya rumah ini” jawab ibu tua itu dengan menunjuk ke rumah tetangga saya .
Astaga…ternyata yang saya kira om dan tante nya itu adalah orang tuanya.
“Kenapa, gak tinggal di sini bu?”
“Orang tuanya kan sibuk kasian nanti dia gak ada yang urus, jadi saya aja yang ngurus, besok saya sudah kembali lagi sama anak ini ke kampung” jawab ibu tadi dengan polosnya.
Hmmm…jadi sebenarnya itu anak siapa ? Saya masih belum habis pikir jika saya harus berpisah dengan anak saya yang berumur empat tahun. Apalagi jika sampai anak saya tidak mau saya gendong dan saya manja…alangkah sedih nya batin saya bila itu sampai terjadi. Dan, bila itu terjadi, apakah sepuluh tahun lagi saat anak saya menginjak remaja nanti dan hidup penuh dengan gejolak seperti remaja pada umumnya, mau mendengarkan semua nasihat saya bila sejak bayi tidak ada kelekatan batin dengan saya? Kalau sudah begitu, apa yang bisa kubanggakan sebagai seorang ibu? Hhhh…saya tidak bisa membayangkan bila itu sampai terjadi. ( elizatri )

Tidak ada komentar: