Senin, 20 April 2009

Bahagia ( Diary Ibu Penjual Sayur 3 )

Hari ini aku bahagia sekali, anak ku yang pertama, seorang pemuda tampan sudah memutuskan untuk berjualan bersamaku. Ia yang kuharapkan menjadi tempatku bergantung kelak akhirnya memutuskan untuk mencari nafkah membantuku.
Tidak sia sia doa ku selama ini, memohon supaya dia bangkit dari rasa rendah diri nya. Aku tahu, memang aku tidak bisa menyekolahkan dia sampai perguruan tinggi, tetapi aku berharap dengan bekal SMA nya dia mau berusaha dari bawah.
Selama ini memang dia selalu menolak bila kuajak berjualan sayur, dia merasa harga dirinya terinjak injak menjadi pedagang sayur keliling. Ia selalu mengatakan ingin pekerjaan yang lebih bergengsi seperti supir taksi atau supir pribadi.
Tetapi, berkali kali sudah ia mencoba selalu gagal bertahan di pekerjaan itu. Aku hanya berpikir positif bahwa, rejekinya bukan di sana. Sehingga, aku tak pernah lelah membujuk nya berjualan bersama ku. Meskipun, ia sering kali marah merasa terhina. Tetapi, aku selalu meyakin kan nya bahwa, aku bisa menyekolahkan dia sampai SMA ya karena gerobak sayur ini.
Hari ini hari paling bahagia dalam hidup ku ketika mendengar dia bangkit dari ke gengsian nya dan berteriak lantang “ SAYUR…” Ternyata, rasa bahagia itu bisa timbul karena apa saja, bukan hanya dari materi yang berlimpah. ( elizatri )

Tidak ada komentar: