Rabu, 14 Januari 2009

Aku Harus Tegar ( Diary Ibu Penjual Sayur )

Saat yang lainnya masih terlelap aku sudah mempersiapkan gerobak sayurku. Tiga orang anak ku yang sepenuhnya menggantung kan harapan di pundak ku juga masih terlelap. Aku tidak sampai hati membangunkan mereka. Aku memang berjuang untuk kesejahteraan mereka.
Semua berawal saat ayah mereka pergi ke yang Maha Pencipta. Mulai dari saat itu, yang ada di benak ku hanya, aku harus tegar. Tentu saja aku harus tegar untuk kelangsungan rumah tangga ku, kalau bukan aku siapa lagi yang akan menjadi sandaran ke tiga anak ku?
Ibu ibu tetangga kiri kanan sering memujiku wanita tangguh. Wanita tangguh? Aku sendiri tidak pernah menganggap diriku sebegitu tangguhnya. Aku menjadi tangguh di mata mereka karena tuntutan hidup. Tuntutan hidup yang tidak bisa membuatku memilih selain aku harus tegar dan menjadi wanita tangguh.
Aku yakin, semua wanita pun bisa seperti ku jika tidak ada pilihan lain, hanya saja, yang aku sesali wanita lain menggunakan kelemahan mereka untuk bertahan hidup. Tapi, terserah lah dengan mereka, karena aku akan tetap menggunakan kekuatanku untuk tetap bertahan hidup.
Tidak peduli hujan atau panas yang sedang terjadi di atas bumi ini. Aku tidak bisa mengeluh karena tidak akan ada yang mau mendengarku. Aku akan tetap mendorong gerobak sayur ku demi sesuap nasi dan kesejahteraan keluargaku. Dan, hanya tiga kata ini yang selalu mendorong semangatku : aku harus tegar.

Tidak ada komentar: